cinta masa kecilku
Pagi
sekali aku bangun dari mimpiku dan
membuka jendela kamarku, udara pagi yang sejuk menusuk dalam tubuhku,
sangat sejuk sekali. Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan buat aku
karena aku tidak lagi memakai seragam putih abu-abu melainkan memakai putih
hitam untuk mengikuti salah satu kegiatan sebelum aku menjadi mahasiswa, yaitu
orientasi calon mahasiswa baru. Karena sudah lewat jam enam aku langsung pergi
ke kamar mandi dan setelah mandi bersiap untuk pergi ke kampus. Di ruang makan
sudah berkumpul keluargaku, ayah, ibu, dan adikku. Untuk makan bersama sebelum
aku berangkat ke kampus, ayah ibuku ke
kantor, adikku ke sekolah. Keluargaku selalu rutin makan bersama di pagi hari.
O
iya! kita belum kenalan ya. Namaku agustina rahman, nama akrabku Tina, aku
lahir bulan agustus, tanggal 14 adalah hari ulang tahun ku, pastinya aku selalu
menanti-nantikan tanggal itu, hoby aku berenang dan membaca, warna faforit aku
warna putih.
Setelah
tiba di kampus, aku langsung menuju aula kampus karena calon mahasiswa baru
berkumpul di sana. Calon mahasiswa baru di kumpulkan oleh panitia orientasi di
aula karena untuk mendapatkan Materi tentang perkuliahan oleh dosen-dosen
universitas. Pada saat itu juga
aku mendapatkan teman baru yaitu Ana dan Reni.
Satu minggu sudah setelah orientasi calon mahasiswa baru, aku, Ana dan Reni
ternyata satu jurusan yaitu jurusan Jurnalistik, sehingga kami menjadi solid
sekali, dimana ada aku pasti disitu ada Reni dan Ana. Dimana ada Reni pasti
disitu ada aku dan Ana. Dimana ada Ana pasti disitu ada aku dan Reni. Setelah
pulang dari kampus, kami selalu pergi bersama. Kadang-kadang pergi makan, pergi
nonton, belanja ke mol, dll.
Aku sangat menyukai hari-hari ku di kampus apalagi ada
yang sangat aku sukai, setiap aku dekat dengan dia rasanya berbeda sekali, ada
rasa dek-dek kan ketika aku dekat dia. Dia adalah laki-laki
yang perfect, dia baik, pandai dalam segala hal, dan
juga pintar bergaul, namanya Rezki. Teman-temanku tau aku suka sama Rezki,
setiap hari aku selalu memperhatikan dia, walaupun dia tidak tau bahwa dia
selalu diperhatikan.
Waktu
di rumah pun ketika menjelang tidur aku selalu memikirkannya, Ketika aku sedang
memikirkan dia, Ibuku menyuruh aku untuk turun ke lantai bawah karena ada
sesuatu yang harus di bicarakan oleh ayahku. Ayahku bilang keluarga kita akan
ke datangan tamu istimewa yaitu teman bisnis ayahku Yaitu om Rudi. Aku terdiam
sejenak dan berpikir bahwa kalau ada teman bisnis ayahku om Rudi pasti yadi
juga datang ke rumahku, mereka dari Prancis.
Aku
senang sekali bisa ketemu yadi lagi dia
teman kecil aku. Waktu kecil aku selalu bermain dengan dia di halaman belakang
rumahku atau hanya sekedar main ke
danau. Aku jadi ingat tentang danau itu, karena aku sudah lama tidak pergi
kesana lagi. Dulu Yadi itu culun banget tapi aku menyukainya. Setelah berbicara
lama dengan orangtuaku aku langsung pergi ke kamar untuk tidur karena aku sudah
ngantuk sekali, aku susah tidur karena memikirkan Yadi teman kecilku akan
datang besok.
Pagi
harinya saat aku berangkat kuliah, di belakangku terdengar suara yang memanggil
namaku “AGUSTINA RAHMAN”, aku menoleh ke belakang , saat aku melihat ke
belakang yang memanggilku ternyata
laki-laki yang aku sukai di kampus, ya siapa lagi kalau bukan Rezki.
“Ke
kampusnya jalan bareng yu”, kata Rezki
Aku
hanya mengangguk-nganggukkan kepala tandanya iya. Aku ingin bertanya kepada
Rezki tapi aku susah berbicara hanya ada kata diam, kalau dia berbicara aku
hanya mengangguk-nganggukkan kepala atau engga
bilang kata iya saja. Kalau aku perhatikan dari dekat dia cool abis, cara berjalannya, cara
bicaranya, pokonya aku sangat menyukai Rezki.
Pada
saat di kampus aku menceritakan ini semua kepada teman akrabku Reni dan Ana,
aku tidak pernah tidak ada kesalah pahaman di antara kita bertiga, karena
setiap ada masalah kita selalu terbuka apalagi tentang cowok. Tiba-tiba hpku
bergetar, setelah aku buka ternyata dari ayahku, dia bilang aku harus menjemput
mereka om Rudi dan Yadi di bandara. Setelah
ada sms dari ayahku aku teringat lagi dengan yadi, di kampus ada Rezki tapi di
rumahku nanti ada Yadi aku bingung harus memilih yang mana Rezki atau Yadi.
Setelah
selesai kuliah, aku langsung pergi ke bandara menjemput om Rudi dan anaknya
Yadi,aku sangat tidak sabar ingin bertemu Yadi lagi, aku ingin bercerita banyak
dengannya, setiap keluh kesalku aku ingin meluapkan semuanya kepada Yadi.
Setelah aku bertemu om Rudi dia sangat lucu sekali, badannya gemuk banget
padahal waktu sebelum ke Prancis dia kurus banget, dan aku melihat ke
sampingnya ternyata ada Yadi aku lihat dia sekarang tinggi banget, cool abis,
tidak ada kata-kata dia culun lagi. Tapi anehnya aku ajak dia bicara tapi dia
tidak mau menjawab, dia hanya diam saja.
Tiba
dirumah dia rerus saja diam, tapi kalau diajak bicara sama orangtuaku dan
adikku, dia selau rame, tapi kalau sama aku dia diam, cuek mungkin di
pikirannya sudah tidak ada aku lagi. Dan ibu menyuruhku mengantar Yadi ke
kamarnya, Ibuku sudah menyiapkan kamar Yadi dekat dengan kamarku. Setelah aku
di kamarnya, aku berharap dia menanyakan kabar aku tapi dia malah bilang “cepat
ke luar dari kamarku”. Dia dengan santainya bicara seperti itu padaku, padahal
aku berharap banget dia bertanya kabar aku gimana, kuliah aku diman,a tapi dia
malah cuek banget jadi aku malah ilfile dengannya.
Tadiya
aku ingin ajak dia pergi ke danau lagi, naik perahu lagi, jalan-jalan bareng,
makan es krim bareng, tapi mungkin semua itu hanya hayalanku saja, sekarang
Yadi sudah berubah dia tidak seperti Yadi yang dulu lagi, Yadi yang dulu selalu
perhatian, selalu menolong aku ketika aku kesulitan.
Pagi
itu di kampus aku cerita ke teman-teman aku, teman-temanku ingin kerumah aku
mereka ingin melihat Yadi, aku akui Yadi itu ganteng banget ,tapi kalau lihat
kelakuannya ke pada ku. Mmm… gak deh.
Setelah aku pikir-pikir dari pada Yadi mending Rezki. Rezki itu baik dia
aktivis di kampus, setiap kegiatan di kampus yang dia ikuti pasti aku akan
berusaha masuk ke dalamnya, dan tidak tau kenapa pulang kuliah bareng sama
Rezki.
Tiba-Tiba
dia bertanya kepadaku,” Tina mau ga sekarang sebelum pulang ke rumah”,
” kita makan dulu”.
(Dalam
hatiku) dia mengajakku makan. Hatiku berbunga-bunga. Kataku aku iyakan ajakan
Rezki itu.
Rezki
mengajakku makan di kafe dekat kampus, di kafe ini tempat aku biasa makan
sehabis pulang sekolah bersama Yadi, tapi mungkin itu dulu. Pada saat aku duduk,
di samping mejaku ada sesosok laki-laki dia ternyata Yadi dia masih ingat waktu
dulu kita makan di kafe ini dekat jendela yang menghadap ke halaman kafe. Ah ko
aku jadi mikirin dia sih, belum tentu dia memikirkan aku. Aku kan sekarang
sedang bersama Rezki . Rezki dan aku memesan makanan, kesukaanku adalah nasi
goreng pedas ditambah jus alpukat, aku memesan itu, kalau rezki sama memesan
nasi goreng tapi minumannya lemon tea. Pada saat itu aku sangat gugup sekali,
aku bertanya-tanya dalam hatiku ada apa ini? Ko rezki mengajak aku makan,
ketika itu juga aku melirik kesamping di sana ada yadi mungkin dia tidak
melihat aku, aku datang saja dia tidak menoleh padahal meja aku dan dia sangat
berdekatan, aku melihatnya dia sedang mendengarkan lagu di hp pake hedset.
Rezki
mengagetkanku, aku terkejut di hadapanku
sudah tersedia makanan pesanan yang aku pesan.
“Kenapa
ko bengong”, kata Rezki.
“e..eh..Mmm.. ga papa”, kata aku terbata-bata.
Aku mulai memakan pesananku begitu juga Rezki, tapi pada
saat aku makan, Rezki bilang pada ku, dia menyukaiku.
Kata Rezki, “Tina mau ga kamu jadi pacar aku”.
Aku sangat terkejut, dia menyukaiku, aku sangat gembira
sekali dia mengatakan itu, tapi aku bingung mau jawab apa. Disatu sisi ada Yadi
teman kecilku yang aku juga suka, tapi disisi lain ada Rezki yang lebih dulu
mengatakan hal itu, aku bingung harus pilih yang mana. Yadi atau Rezki.
Di pikir-pikir lagi, Yadi itu sekarang beda sama aku, dia
cuek banget , mungkin dia tidak menyukaiku. Kalau Rezki. Mmm… gatau ah..
bingung.
“Tina..tina..”. Rezki mengulang nama ku beberapa kali
dengan lembutnya.
Aku tersadar dari lamunanku itu, “bagaimana jawabannya”,
kata Rezki.
“Mmm.. iya.. mmm aku, aku, aku mau”, kata ku. Hah.. aku
jawab iya (dalam hatiku), ga tau kenapa aku ingin menjawab iya. Sekarang
aku Jadian sama Rezki, kemana-mana kita selalu bareng.
Hari ini adalah hari minggu, kalau hari minggu
aku malas bangun pagi, ditambah aku pulang malam karena jalan-jalan sama Rezki. Tok..tok.. Setelah
aku sadar pintu kamarku ada yang mengetuk pintu. Aku dengan lunglay bangun dari
tidurku, dan membuka mintu dengan mata masih tertutup, pada saat aku membuka
pintu aku terkejut ada Yadi yang berdiri di sana, Yadi terus memegang tangan
aku dan menyeret aku ke luar rumah.
Aku
ingin pergi ke danau, aku tdak tau jalan pergi ke danau, “cepat kamu yang di
depan”. Yadi bilang seperti itu kepadaku dengan wajahnya yang tidak ada
ekspresi sama sekali di wajahnya, padahal aku sangat jengkel dengannya, aku
masih ngantuk terus tiba-tiba di ajak pergi ke danau. Salah, ‘bukan di ajak’,
tapi di suruh menjadi petunjuk jalan, dengan terpaksa aku menuruti kemauannya.
Setelah tiba di danau, Yadi tiba-tiba memelukku dengan erat, aku sangat kaget.
“Aku
tidak mau kehilangan kamu Tina”,” aku mencintai mu”, sambil berbisik ke
telingaku, dalam hatiku berkata, hah… Yadi bilang seperti itu.
Aku
malah diam tidak bergerak sedikitpun, aku terus saja di peluk olehnya. Anehnya
saat aku dipeluk perasaanku jadi tenang, aku tidak tau kenapa dengan kelakuan
Yadi seperti ini, tiba-tiba baik, tiba-tiba cuek, tidak peduli, ketika Yadi
melepaskan pelukannya aku hanya terdiam, Yadi begitu saja pergi meninggalkanku
di danau, aku berpikir kenapa Yadi itu ? tadi disuruh jadi petunjuk jalan ke
danau, tapi setelah di danau dia langsung memelukku terus langsung pergi begitu
saja tanpa ada kata sedikitpun dari mulutnya, tapi aku senang juga, sambil
tersenyum.
Aduh….,
gimana nih kemarin ada Rezki yang nembak aku, sekarang Yadi yang bilang dia
mencintaiku. Aduh.. aku bingung mau milih yang mana.” Cinta itu ribet banget
sih, ada ga yah cinta yang nggak ribet”. Setelah Yadi pergi aku ngomel-ngomel
di pinggir danau, kenapa takdir cintaku seperti ini.
Setelah
pulang dari danau aku melihat di depan rumahku ada Ana dan Reni mereka lagi
ngobrol dengan Yadi, aku menghampirinya, “hem..hem”, aku berdehem tanda isarat
kepada ana dan reni, setelah Ana dan Reni pamitan kepada Yadi, Ana dan Reni pun
pergi ke kamar aku, kita bertiga sudah janjian mau pergi berenang minggu ini.
“Tina,
Yadi itu ganteng banget ya”, Kata Ana. Terus Reni juga ikut-ikutan bilang kalau
Yadi itu ganteng, baik,dan sebaginya sehingga aku males mendengarkan mereka
membicarakan Yadi terus. Akhirnya kami pergi untuk berenang bersama. Pada saat
aku,Ana, dan Reni berenang handpon ku berdering, ada sms dari Ibunya Rezki.
“Nak Tina, Rezki kecelakaan dan dia
sekarang di rumah sakit”.
Ketika
aku membaca sms itu, aku meresa tubuhku seakan pingsan, aku kaget membaca sms itu.
Setelah membaca sms itu. Aku, Ana, dan Reni segera berangkat ke rumah sakit.
Aku buru-buru pergi ke rumah sakit, tiba di UGD aku melihat orangtua Rezki
sedang cemas menunggu informasi dari dokter yang sekarang sedang menangani
Rezki. Aku mendekati orangtua Rezki , orangtua Rezki mengharapkan kesembuhan
bagi Rezki, apalagi aku sebagai pacarnya, teman-temanku juga demikian.
Dua
jam kemudian dokter keluar dari ruang UGD dan memberikan penjelasan kepada
orangtua Rezki dan aku, bahwa Rezki nyawanya tidak tertolong lagi, aku menangis
tersedu-sedu Rezki meninggal.
Keesokan
harinya aku bersama keluargaku termasuk juga Yadi, juga bersama keluarga Rezki
mengantarkan jenajah ke pemakaman umum, termasuk teman-teman Rezki, aku menangis
terus melihat jenajah Rezki di makamkan, Ana dan Reni mencoba untuk menenangkan
diri aku. Dari pemakaman itu
aku terus saja mengurung diri di kamar.
Satu minggu sudah Rezki pergi meninggalkanku untuk
selamanya, aku mencoba untuk menata hidupku kembali, tidak mau lagi
teringat-ingat akan kenangan bersama Rezki, sekarang hanya ada Yadi, tetapi
besok dia akan kembali ke Prancis karena masa liburannya telah selesai, aku
semakin sedih.
Hari ini aku dan keluargaku mengantarkan Yadi dan om Rudi
ke bandara mereka harus berangkat jam Sembilan, pada saatnya pergi tiba-tiba
Yadi membisikan sesuatu ketelingaku.
“Aku akan kembali dan langsung melamarmu”, apa? yadi bilang
seperti itu.
“Kalau kamu setuju pegang tanganku dan simpan di dadamu”,
dan bilang “aku akan menunggumu”. Itu adalah kata-kata
Yadi yang terakhir sebelum dia berangkat ke Prancis.
Aku
dengan refleksnya menuruti kata-kata Yadi,” aku… a..kan me..nunggu..mu”. dengan
terbata-bata aku bilang seperti itu pada Yadi.
Pada
saat aku bangun pagi aku teringat kata-kata terakhir Yadi sebelum Yadi
berangkat ke Prancis, aku tersenyum-senyum sendiri.Sudah 3 thun lamanya Yadi
meninggalkan aku, Kalau aku memikirkan Yadi
aku jadi ingin pergi ke danau, karena disana ada kenangan yang sangat indah.
Saat tiba di danau aku melihat seorang laki-laki berdiri tegak kearah danau.
Tiba-tiba dia menoleh ke arahku dan bilang “Agustina Rahman apakah kamu mau
menerima lamaranku”, sambil melingkarkan cincin di jari ku,
Aku kaget sekali aku
menangis terharu, aku menerima lamaran itu dan Yadi mengajakku ke tengah danau
dengan sampan. Akhirnya cinta masa kecilku menjadi kenyataan.